Cinta adalah sebuah kata yang
bermakna luas, dimana cinta ini cenderung membawa manusia kepada 2 arah yaitu
arah yang positif dan arah yang negatif. Cinta juga dibagi menjadi 2 bagian
yaitu, cinta dunia dan cinta akherat.
Menurut hadis Nabi Muhammad saw,
orang yang sedang jatuh cinta cenderung selalu mengingat dan menyebut orang
yang dicintainya (man ahabba syai'an katsura dzikruhu), Nabi Muhammad saw juga
bersabda bahwa, orang juga bisa diperbudak oleh cintanya (man ahabba syai'an fa
huwa `abduhu).
Nabi Muhammad saw juga memberikan
beberapa ciri-ciri cinta sejati, diantaranya adalah :
1. Lebih suka berbicara dengan yang
dicintai dibanding dengan yang lain
2. Lebih suka berkumpul dengan yang
dicintai dibanding dengan yang lain, dan
3. Lebih suka mengikuti kemauan yang
dicintai dibanding kemauan orang lain/diri sendiri. Bagi orang yang telah jatuh
cinta kepada Allah SWT, maka ia lebih suka berbicara dengan Allah Swt, dengan
membaca firman Nya, lebih suka bercengkerama dengan Allah SWT dalam I`tikaf,
dan lebih suka mengikuti perintah Allah SWT daripada perintah yang lain.
Namun dari ciri-ciri yang telah
disebutkan diatas, alangkah baiknya kita mengutamakan cinta kepada Allah SWT.
Cinta kepada semua makhluk yang ada
dimuka bumi ini, baik cinta terhadap manusia, hewan dan tumbuhan adalah
bersumber dari satu cinta yaitu cinta kepada Allah SWT. Apabila kita cinta
terhadap Allah SWT, maka secara otomatis kita akan melakukan apa yg telah
diperintahkan oleh-Nya.
Cinta terhadap Allah SWT akan
mendekatkan kita terhadap lingkungan, masyarakat dan alam pada umumnya. Cinta
terhadap Allah SWT sudah tentu akan membawa kita kepada kehidupan yang
seharusnya.
Artinya dengan cinta yang utama
yaitu cinta kepada Allah SWT akan mampu merubah dasar kehidupan kita yang
tadinya tidak baik menuju kehidupan yang lebih baik, yaitu kehidupan rohaniyah
dan jasmaniyah.
Didalam al qur’an disebutkan, ada
beberapa pengertian tentang cinta yaitu :
§ Cinta mawaddah
§ Cinta rahmah
§ Cinta mail
§ Cinta syaghaf
§ Cinta ra'fah
§ Cinta shobwah
§ Cinta syauq (rindu)
§ Cinta kulfah
Berikut penjelasannya :
1) Cinta
mawaddah
adalah jenis cinta mengebu-gebu, membara dan "nggemesi". Orang yang
memiliki cinta jenis mawaddah, maunya selalu berdua, enggan berpisah dan selalu
ingin memuaskan dahaga cintanya. Ia ingin memonopoli cintanya, dan hampir tak
bisa berfikir lain.
2) Cinta
rahmah
adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut, siap berkorban, dan siap
melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis rahmah ini lebih memperhatikan
orang yang dicintainya dibanding terhadap diri sendiri.
Baginya yang penting adalah kebahagiaan sang kekasih meski
untuk itu ia harus menderita. Ia sangat memaklumi kekurangan kekasihnya dan
selalu memaafkan kesalahan kekasihnya. Termasuk dalam cinta rahmah adalah cinta
antar orang yang bertalian darah, terutama cinta orang tua terhadap anaknya,
dan sebaliknya.
Dari itu maka dalam al Qur'an , kerabat disebut al arham,
dzawi al arham, yakni orang-orang yang memiliki hubungan kasih sayang secara
fitri, yang berasal dari garba kasih sayang ibu, disebut rahim (dari kata
rahmah). Sejak janin seorang anak sudah diliputi oleh suasana psikologis kasih
sayang dalam satu ruang yang disebut rahim. Selanjutnya diantara orang-orang
yang memiliki hubungan darah dianjurkan untuk selalu ber silaturrahim, atau
silaturrahmi artinya menyambung tali kasih sayang.
Suami isteri yang diikat oleh cinta mawaddah dan rahmah
sekaligus biasanya saling setia lahir batin-dunia akhirat.
3) Cinta
mail adalah jenis cinta yang untuk
sementara sangat membara, sehingga menyedot seluruh perhatian hingga hal-hal
lain cenderung kurang diperhatikan. Cinta jenis mail ini dalam al Qur'an
disebut dalam konteks orang poligami dimana ketika sedang jatuh cinta kepada
yang muda (an tamilu kulla al mail), cenderung mengabaikan kepada yang lama.
4) Cinta
syaghaf
adalah cinta yang sangat mendalam, alami, orisinil dan memabukkan. Orang yang
terserang cinta jenis syaghaf (qad syaghafaha hubba) bisa seperti orang gila,
lupa diri dan hampir-hampir tak menyadari apa yang dilakukan. Al Qur'an
menggunakan term syaghaf ketika mengkisahkan bagaimana cintanya Zulaikha, istri
pembesar Mesir kepada bujangnya, Yusuf.
5)
Cinta ra'fah yaitu rasa kasih yang dalam hingga
mengalahkan norma-norma kebenaran, misalnya kasihan kepada anak sehingga tidak
tega membangunkannya untuk salat, membelanya meskipun salah. Al Qur'an menyebut
term ini ketika mengingatkan agar janganlah cinta ra`fah menyebabkan orang
tidak menegakkan hukum Allah, dalam hal ini kasus hukuman bagi pezina (Qs.24:2).
Artinya : “Perempuan yang berzina
dan laki-laki yang berzina, Maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya
seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu
untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari
akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan
orang-orang yang beriman”.
6) Cinta
shobwah
yaitu cinta buta, cinta yang mendorong perilaku penyimpang tanpa sanggup
mengelak. Al Qur'an menyebut term ni ketika mengkisahkan bagaimana Nabi Yusuf
berdoa agar dipisahkan dengan Zulaiha yang setiap hari menggodanya (mohon dimasukkan
penjara saja), sebab jika tidak, lama kelamaan Yusuf tergelincir juga dalam
perbuatan bodoh, wa illa tashrif `anni kaidahunna ashbu ilaihinna wa akun min
al jahilin (Qs.12:33)
Artinya.”Yusuf berkata: "Wahai Tuhanku, penjara lebih
Aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. dan jika tidak Engkau
hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu Aku akan cenderung untuk
(memenuhi keinginan mereka) dan tentulah Aku termasuk orang-orang yang
bodoh."
7) Cinta
syauq (rindu), Term ini bukan dari al Qur'an tetapi dari hadis yang
menafsirkan al Qur'an. Dalam surat al `Ankabut ayat 5 dikatakan bahwa
barangsiapa rindu berjumpa Allah pasti waktunya akan tiba.
Artinya “Barangsiapa yang mengharap pertemuan dengan
Allah, Maka Sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah itu, pasti datang. dan
dialah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui”.
Kalimat kerinduan ini kemudian diungkapkan dalam doa ma'tsur
dari hadis riwayat Ahmad; wa as'aluka ladzzata an nadzori ila wajhika wa as
syauqa ila liqa'ika, aku mohon dapat merasakan nikmatnya memandang wajah Mu dan
nikmatnya kerinduan untuk berjumpa dengan Mu. Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi
dalam kitab Raudlat al Muhibbin wa Nuzhat al Musytaqin, Syauq (rindu) adalah
pengembaraan hati kepada sang kekasih (safar al qalb ila al mahbub), dan
kobaran cinta yang apinya berada di dalam hati sang pecinta, hurqat al mahabbah
wa il tihab naruha fi qalb al muhibbi
8) Cinta
kulfah
yakni perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik kepada hal-hal yang
positip meski sulit, seperti orang tua yang menyuruh anaknya menyapu,
membersihkan kamar sendiri, meski ada pembantu. Jenis cinta ini disebut al
Qur'an ketika menyatakan bahwa Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai
dengan kemampuannya (Qs.2:286).
Artinya
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia
mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari
kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada
orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami
apa yang tak sanggup kami memikulnya. beri ma'aflah Kami; ampunilah Kami; dan
rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, Maka tolonglah kami terhadap kaum
yang kafir."
0 komentar:
Post a Comment